Translate

Rabu, 24 Juni 2015

Setelah masuk islam, harus memilih lagi aliran..??

Sebagai mana yang kita ketahui di Indonesia sendiri ada banyak kelompok2 Islam yang bertebaran di sepanjang nusantara, sebenarnya hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara negara lain juga sangat beragam.. Namun kali ini kita akan membahas  bagaimana cara memilih suatu golongan atau pemahaman di Indonesia.

Hal ini tentu saja membuat umat Islam sendiri kebingungan, ibaratnya setelah memilih pohon yang baik kita juga harus memilih batang yang kokoh dengan ranting yang banyak buah dan daunnya agar selamat, belum lagi ditambah dengan minimnya pengetahuan tentang agama (maap.. maap misalnya islam ktp) tentu saja ini sangat menyulitkan.

Bersadarkan sejarah Islam hadir pada abad ke-7 masehi yang dibawa oleh nabi kita Muhammad    صلى الله عليه و سلم , dari kurun waktu kita dapat melihat beda nya masa awal kedatangan agama Islam dengan masa kita hidup sekarang (21-7= 14 abad bro..). Tentu saja hal ini akan memberikan dampak tersendiri terhadap agama Islam, dalam perjalanannya Islam diwariskan dari generasi kegenerasi, dan di antara generasi tersebut pasti ada orang2 yang membenci Islam ataupun memiliki ilmu yang sedikit atau bodoh dalam mewariskan agama Islam, cara berpikir setiap manusia yang berbeda2, belum lagi ditambah dengan kebohongan dan keinginan  sesuai dengan kemauan (syahwat) masing2 manusia, bersyukurlah Islam juga diwariskan oleh orang2 yang 'Alim, Faqih, Shiddiq sehingga kita masih mendapatkan ajaran Islam yang murni, eitts yang jadi pertanyaan Islam yang bagaimana kah yang murni itu (belom ditambahin zat perasa, pengawet dan racun ) berdasarkan hadist dibawah ini Islam telah di jamin akan terbagi menjadi golongan2 namun Rasulullah صلى الله عليه و سلم juga mengabarkan ada satu golongan yang selamat.

Hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu.

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: الْجَمَاعَةُ.

Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.’


Keterangan

Hadits ini telah diriwayatkan oleh:

1. Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no. 3992. 
2. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. 63.
3. Al-Lalikaa-i, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunah wal Jama’ah I/113 no. 149.



Pada kesempatan yang lain Sahabat radiyallahu'anhum juga menanyakan bagaimana itu golongan yang selamat, lalu Rasullulah  صلى الله عليه و سلم menjawab


مَاأَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِيْ


“Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku.”


Disini Rasuluulah صلى الله عليه و سلم memberikan clue yaitu Al jama'ah dan golongan yang mengikuti jejak Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan para sahabat nya. Udah pasti dong orang2 yang membenci para sahabat tidak termasuk kepada golongan orang2 yang selamat, Al jama'ah sendiri memiliki banyak penafsiran, oleh karna itu kita sering mendengar golongan2 yang yang menisbatkan diri menjadi "ahlus sunnah wal jama'ah", namun ini semua tidak dapat menjamin merekalah golongan yang selamat itu..

Semua aliran, golongan, sekte,  dan agama pun merasa benar atas pendapat mereka, siapa yang tau kalau meraka bener dan selamat?? siapa yang dapat menjamin?? Tiada satu pun yang dapat menjamin kecuali Allah subhanahu wa ta'alaa, bagaimana Allah subhanahu wa ta'alaa memberi tahu para hamba-Nya agar memilih jalan yang benar?? yaitu dengan mengutus rasul2 dan nabi2-Nya.

Aqidahlah(keyakinan mereka) yang dapat menentukan golongan itu selamat atau tidak, aqidah yang sesuai dengan aqidah Rasululah dan para sahabatnya, Aqidah yang lurus, jauh dari kesyirikan.. 

Anda pernah mendengar kata salafy?? yak, mereka adalah para pengikut salafusholih (para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in) mereka mempelajari agama Islam dengan Al-qur'an dan sunnah sesuai pemahaman para sahabat (kenapa harus pemahaman sahabat ? iya dong akh dan ukh merekakan yang hidup bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam)

Salafy sendiri bukan lah sebuah kelompok yang hanya terdapat di Indonesia, ataupun mengikuti pendapat seseorang yang dimuliakan (memilki seorang pendiri), siapa pun yang mengikuti ajaran agama Islam dengan pemahaman para salafussholih maka itu adalah salafy dimana pun itu, Salafy juga tidak bersifat keanggotaan, bukan partai politik.

Mungkin anda sering mendapati artikel2 yang mengecam salafy, sebagai mana yang telah saya sebutkan sebelumnya, "semua orang merasa benar atas pendapatnya" disini kita harus lebih mengutamakan akal sehat dan hati yang bersih bukan dengan hawa nafsu dan pemikiran sendiri yang dangkal akan ilmu, yupps kita selalu berdo'a dalam sholat agar di tunjukan kepada jalan yang lurus..

Saya tidak tahu apakah golongan yang anda pilih, namun ingat agama Islam adalah agama yang mudah  dan indah, jadi kalau anda merasakan ada yang aneh dalam golongan yang anda pilih, silahkan di cari akan kebenarannya, apakah memiliki landasan al-Qur'an dan sunnah(baca:hadist), sesuai tidak dengan yang dipahami para sahabat.

Namun untuk perkara Fiqh (hukum2 dalam syari'at atau ibadah) ini dapat berbeda2 seperti halnya pendapat imam2 tentang hukum pemakaian cadar/ niqob (antara wajib dan sunnah) ini adalah hal yang sering terjadi dan dapat dimaklumi selagi sama2 memiliki landasan yang kuat, mungkin ini harus belajar lagi tentang ushul fiqh dan lain2, buat anda- anda yang belom memiliki waktu untuk menuntut ilmu, anda dapat mencarinya di buku2 dan website2 yang dapat terjamin kebenarannya, namun untuk perkara bid'ah (perkara yang baru dalam agama) anda tetap harus meneliti kembali landasannnya, bukan hanya sekedar kata "ustadz fulan boleh", atau "di kampung saya semua seperti itu", atau juga "mayoritas penduduk Indonesia seperti itu", emang ustadz nya belajar sama siapa?, emang orang kampungnya pada belajar agama islam yang benar? apakah mayoritas itu menentukan suatu kebenaran??

Jadi mulai sekarang anda harus membuka mata lebar-lebar tentang agama, agama itu bukan sekedar bawaan lahir, ataupun anda sering beranggapan "saya mah netral2 aja dalam beragama", anda yakin anda netral, memang golongan yang selamat itu adalah al washitiyah (pertengahan) tidak berlebih2an atau berkurang2an dalam agama, anda yang mana pertengahan atau yang berkurang2an dalam agama?? yakin nih?? wong belajar agama Islam pas sd doang, yakin nih udah milih jalan yang bener? kalau udah, coba dikaji lagi pemahamannya sesuai gak sama al-Qur'an dan sunnah?? 

okeh, para pembaca sekalian semoga tulisan diatas bermanfa'at..

Mungkin sekian yang dapat saya tuliskan, apabila ada kesalahan mohon kritik dan sarannya, Ingat hindari perdebatan walaupun kita benar, Wallahu a'lam bishowab..

Tidak ada komentar :

Posting Komentar